Gelar Jagad
Setelah tatanan di kahyangan sudah tercipta dan semua sudah berjalan dengan baik , maka Sang Hyang Manik Maya pun ingin menata keadaan di Marcapada , saat itu di marcapada masih kosong , untuk itu maka diutuslah Sang Hyang Batara Chandra, Sang Hyang Batara Brama, Sang Hyang Batara Indra, Sang Hyang Batara Surya, Sang Hyang Batari Ratih, Sang Hyang Batara Bayu, Sang Hyang Batara Hananta Boga, Sang Hyang Batara Baruna dan Sang Hyang Batara Wisnu untuk menciptakan tempat di luar Sela Matangkep.
Saat itulah baru terciptanya dunia, dimulai dengan adanya Bintang yang diciptakan oleh Sang Hyang Batari Ratih
Sang Hyang Batara Brama bersama-sama dengan Sang Hyang Batara Hananta Boga dan Sang Hyang Batara Wisnu menciptakan Bumi dan planet-planet yang lain.
Bumi sendiri diciptakan awalnya dari sebuah gumpalan api yang dibuat oleh Sang Hyang Batara Brama yang kemudian dilapisi oleh jangkar bumi dan cangkang bumi oleh Sang Hyang Batara Hananta Boga dan Sang Hyang Batara Surya memindahkan kaki Kahyangan Ekacakra mendekati Bumi yang sekarang kita kenal dengan nama Matahari.
Kemudian Sang Hyang Batara Chandra juga memindahkan kaki Kahyangan Cakra Kembang ke dekat Bumi yang kita kenal dengan nama Bulan, Sang Hyang Batara Bayu menciptakan atmosfir serta Sang Hyang Batara Indra menciptakan hujan. Bumi pada waktu itu masih panas karena belum ada lautan.
Baru setelah itu diturunkanlah para lelembut dan drubiksa ke Bumi atau Arcapada, akan tetapi ternyata setelah itu terjadi saling serang antara mereka untuk memperebutkan wilayah yang mereka sukai. Sehingga kemudian diturunkan juga para Hapsara dan Hapsari serta para Widadara dan Widadari ke Bumi / Marcapada untuk membuat hirarki di Arcapada agar terjadi kestabilan dan keamanan di Arcapada. Setelah situasi di Arcapada cukup aman, baru kemudian oleh Batara-Batari yang ditugaskan [tanpa Sang Hyang Hananta Boga] diciptakanlah tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan.
Adalah Sang Hyang Batara Brama yang pertama kali menciptakan manusia, diambil dari tanah dan dibuat dengan kepalan tangannya, karena Sang Hyang Batara Brama adalah Dewa Api maka wujud manusia yang dibuat terlalu gosong, makanya kemudian disebut dengan Bangsa Keling. Proses penciptaan manusia pertama itu terjadi di daratan Jawa di Gunung Bromo, dan manusia yang diciptakan saat itu suhunya sangat panas untuk tinggal di dataran rendah sehingga mereka hanya dapat hidup di ketinggian yang suhunya lebih dingin.
Kemudian Sang Hyang Batara Wisnu juga menciptakan manusia dan terwujudlah sosok manusia yang lebih baik dan sempurna [seperti manusia sekarang ini], kejadian itu masih di daratan Jawa di Gunung Pawinihan [sekarang Gunung Wilis]. Tetapi saat itu manusia ciptaan Sang Hyang Batara Wisnu kondisi suhunya masih sama karena hanya mampu tinggal di tempat dingin. Manusia ciptaan itu menjadi rebutan dari para Hapsara dan Hapsari untuk dimomong oleh mereka.Maka diaturlah agar manusia mempunyai keturunan dulu dan kemudian anak-anak mereka langsung di bawa oleh para Hapsara dan Hapsari untuk kemudian wajahnya dibentuk sesuai dengan wajah dari para Hapsara dan Hapsari yang memomongnya. Hal ini dilakukan agar Arcapada dapat dipenuhi oleh manusia untuk keseimbangan alam semesta.
Delapan Batara dan Batari yang ikut dalam proses penciptaan manusia dan Prawita Sari [air suci keabadian], yaitu Sang Hyang Batara Chandra, Sang Hyang Batara Brama, Sang Hyang Batara Indra, Sang Hyang Batara Surya, Sang Hyang Batari Ratih, Sang Hyang Batara Bayu, Sang Hyang Batara Baruna dan Sang Hyang Batara Wisnu inilah yang disebut dengan Hasta Brata, Hasta berarti delapan dan Brata berarti laku, watak, atau sifat utama yang di ambil dari sifat alam.
- Sang Hyang Batara Chandra mewakili sifat Bulan
- Sang Hyang Batara Brama mewakili sifat Api
- Sang Hyang Batara Indra mewakili sifat Langit/ Angkasa
- Sang Hyang Batara Surya mewakili sifat Matahari
- Sang Hyang Batari Ratih mewakili sifat Bintang
- Sang Hyang Batara Bayu mewakili sifat Angin
- Sang Hyang Batara Baruna mewakili sifat Air
- Sang Hyang Batara Wisnu mewakili sifat Bumi/ Tanah
Kemudian para Batara-Batari dan Dewa-Dewi turun ke bumi dan mulai mengajarkan pola kehidupan kepada umat manusia, hal itu dilakukan agar manusia kemudian secara otomatis dan naluri akan mengajarkan kepada keturunannya juga, sehingga tidak perlu setiap generasi berikutnya dari keturunan manusia yang lahir, para Batara-Batari dan Dewa-Dewi harus turun ke Arcapada untuk mengajarkan pola yang sama.
Beberapa pola kehidupan yang diajarkan kepada manusia itu antara lain :
- Sang Hyang Batara Brama mengajarkan kepada manusia bagaimana caranya membikin perkakas
- Sang Hyang Batara Wisma Karma mengajarkan manusia cara membikin rumah tinggal
- Sang Hyang Batara Wrehaspati mengajarkan Manusia ilmu pengetahuan
- Sang Hyang Batara Wisnu mengajarkan aturan antar manusia, aturan-aturan berkehidupan untuk tidak saling menjegal
- Sang Hyang Batara Mahadewa mengajarkan manusia caranya membikin perhiasan dan pakaian
- Sang Hyang Batara Cipta Gupta mengajarkan manusia caranya mengenal dan membuat warna-warni
- dan lain-lain
Manusia-manusia awal yang tercipta di Arcapada ini baik yang di Gunung Bromo maupun yang di Gunung Pawinihan dinamakan Bangsa Keling dari kata 'kelingan' yang mengingatkan tentang awal penciptaan, struktur komunal pertama manusia dinamakan Kerajaan Keling dengan Kraton-nya berada di lereng Gunung Pawinihan yang dipimpin oleh Sang Maha Prabu Radite yang dimomong oleh Sang Hyang Batara Wisnu.
Semua peristiwa sebagai bagian dari awal peradaban ini terjadi di jaman sedang Kala Kukila pada jaman besar Kali Swara, di mana saat itu belum diciptakan lautan dan putaran Bumi masih belum stabil.